Pergelaran Bantengan “Banteng Wareng” Madyopuro Malang: Telaah Antropologi Kesenian
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. (2000). Ketika Orang Jawa Nyeni. Yogyakarta: Galang Press.
Desprianto, Ruri D. (2013). Kesenian Bantengan Mojokerto Kajian Makna Simbolik dan Nilai Moral. E-Journal Pendidikan Sejarah UNESA AVATARA, Volume 1, No 1, 150-163. Diakses pada tanggal 5 November 2014 dari http://ejournal.unesa.ac.id/
Kayam, Umar. (2000). “Pertunjukan Rakyat Tradisional Jawa dan Perubahan” dalam Heddy Shhri Ahimsa-Putra (Ed.) Ketika Orang Jawa Nyeni (339-396). Yogyakarta: Galang Press.
Kewuel, Hipolitus K. (2004). Allah dalam Dunia Posmodern. Malang: Penerbit Dioma.
Maulana, M. Lutfi Syifa. (2014).Tradisi Bantengan dan Modernisasi Studi Tentang Eksistensi Tradisi Bantengan di Dusun Banong Desa Gebangsari Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Diakses pada tanggal 2 April 2015 dari http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/311
Sari, Catharina. A. D dan Sukarman (2014). Kesenian Bantengan Ing Tlatah Kabupaten Kediri Lan Kabupaten Mojokerto (Antropologi Simbolik). E-journal UNESA BARADHA, 2(3). Diakses pada tanggal 5 November 2014 dari http://ejournal.unesa.ac.id/
Simatupang, Lono. (2013). Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Sosial Budaya. Yogyakarta: Jalasutra
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Triratnawati, dkk Atik. (2012). Revitalisasi Kesenian Sintren di Kota dan Kabupaten Pekalongan. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).
Wallace, Anthony F. C. (1956) “Revitalization Movements,” American Anthropologist 58 (2): 264–81.
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.