AKSIOLOGI BUDAYA LOKAL JAWA-BALI PADA PROSES KREATIF BERKARYA PELUKIS BALI DI YOGYAKARTA

Authors

  • I Gede Arya Sucitra Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta
  • Septiana Dwiputri Maharani Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2019.003.02.02

Keywords:

Axiology, Aesthetics, Cultural Values, Habitus, Painter, Aksiologi, Estetika, Nilai Budaya, Pelukis

Abstract

ABSTRACT

 Every human being has aspects of life which include philosophy, belief, science, and art. These four aspects interact and complement each other into one whole system. This research seeks to investigate deeper about the axiological aspects of the acculturation of local cultural values in the interaction of the environment of society (culture) of different ethnic, racial, religious, and local genius values which have a shared awareness of mutual respect, tolerance and “open†to the presence of other cultures. The object of this research material is Balinese artists / painters diaspora who are creative in Yogyakarta, and their formal object is Axiology.

By investigating and examining the expression of art and the output of works of art produced by Balinese diaspora painters in Yogyakarta, it can be seen the condition of the development of art, adaptation of cultural values, and the personal abilities of artists as personal and social creatures in mingling and sometimes syncretic. Artists as part of cultural support, certainly can not be separated from the various influences that are in the surrounding environment. Theory of ethics, aesthetics, and habitus become a strong capital to see the 'touch' and the mix of local cultural values between artists and the local culture that they inhabit, so that it will look at how social relations and reflections of visual relations in the work. Researching and observing the development of art through the path of creation, indeed leads us to the axiology dimension of unique and personal ethical and aesthetic values. Each artist has an apparently autonomous world and the application of ethical values in the process of his work but still able to ground themselves to adapt, tolerance and multicultural life.

 

 ABSTRAK

Setiap diri manusia memiliki aspek-aspek kehidupan yang meliputi filsafat, kepercayaan, ilmu, dan seni. Keempat aspek tersebut saling berinteraksi dan saling melengkapi menjadi satu sistem yang utuh. Penelitian ini berupaya menyelidiki lebih dalam mengenai aspek aksiologi akulturasi nilai-nilai budaya lokal pada interaksi lingkungan masyarakat (kebudayaan) yang berbeda-beda suku,  ras,  agama, dan nilai local genius-nya yang mana memiliki kesadaran bersama untuk saling menghormati, toleran dan ‘terbuka’ atas kehadiran budaya lain. Objek material penelitian ini yakni perupa/pelukis perantauan Bali yang proses kreatif di Yogyakarta, dan objek formalnya yakni Aksiologi.

Dengan menyelidiki dan meneliti ekspresi kesenian serta luaran karya seni yang dihasilkan oleh


pelukis perantauan Bali di Yogyakarta, maka dapat dilihat kondisi perkembangan berkesenian, adaptasi nilai-nilai budaya, dan kemampuan personal perupa sebagai diri pribadi dan makhluk sosial dalam berbaur dan terkadang sinkretis. Perupa sebagai bagian dari penyangga kebudayaan, tentu tidak bisa terlepas dari berbagai pengaruh yang berada di lingkungan sekitarnya. Teori etika, estetika, dan habitus menjadi modal yang kuat untuk melihat ‘persentuhan’ dan bauran nilai budaya lokal antara perupa dan budaya setempat yang mereka diami, sehingga akan tampak bagaimana relasi sosial dan refleksi relasi visual dalam karya.

Meneliti dan mengamati perkembangan seni rupa melalui jalur penciptaan, memang mengantarkan kita pada dimensi aksiologi nilai etika dan estetika yang unik dan personal. Setiap perupa memiliki dunia rupanya yang otonom serta pengendapaan nilai etika dalam proses berkaryanya namun tetap mampu membumikan diri untuk beradaptasi, toleransi dan hidup multikultur.

 

 

References

Abadi, T.W. 2016. “Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetikaâ€. KANAL (Jurnal Ilmu Komunikasi), 4 (2), Maret.

Achmadi, A. 2014. “Aksiologi Reog Ponorogo Relevansinya Dengan Pembangunan Karakter Bangsaâ€.

Jurnal Teologia. Volume 25. Nomor 1. Januari-Juni.

Bandem, I Made. 2006. “Metode Penelitian Seniâ€. Disampaikan dalam Lokakarya Pengembangan Metodologi Penelitian, Perancangan/Penciptaan Seni dan Latihan Penyusunan Proposal. LP ISI. Yogyakarta.

.1992/1993. “Peranan Seniman dalam Masyarakatâ€. dalam Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional: Kini dan di Masa Depan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Couteau, J. 2003. “Wacana Seni Rupa Bali Modernâ€. dalam Adi Wicaksono dan Mikke Susanto, et al., ed. Aspek-aspek Seni Visual Indonesia : Paradigma dan Pasar. Yayasan Seni Cemeti,Yogyakarta.

Fashri, F. 2014. Pierre Bourdieu; Menyingkap Kuasa Simbol. Jalasutra. Yogyakarta. Geertz, C. 2004. Tafsir Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.

Harker, R., C. Mahardi, dan C. Wilkes. 2009. (Habitul x Modal) + Ranah = Praktik; Pengantar Paling Komprehensif Kepada Pemikiran Pierre Bourdieu. Jalasutra. Yogyakarta.

Haryono, T. (ed). 2009. Seni dalam Dimensi Bentuk, Ruang, dan Waktu. Penerbit Wedatama Widya Sastra. Jakarta.

Hujatnikajennong, A. 2011. “Tubuh-tubuh Satirâ€. Katalog Pameran Tunggal I Nyoman Darya. “Hedonismeâ€. Galeri Canna. Jakarta.

Kayam, U. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Sinar Harapan. Jakarta.

Krisna, A. 2010. Semar dan Togog: Yin Yang dalam Budaya Jawa. Penerbit Narasi. Yogyakarta.

Larenz, A. 2011. “Dari Satya Yuga ke Kali Yuga-Visi Untuk Planetâ€. Katalog Pameran Tunggal I Dewa Made Mustika “Beyond Horizonâ€. Galeri Apik. Jakarta.

Marianto, M. D. 2001. “Kreasi Rupa Melalui Rasa Musikâ€. Katalog Pameran Tunggal I Dewa Made Mustika “Rwa Binedaâ€. Moom Gallery. Jakarta.

. 2011. “Beyond Horizonâ€. Katalog Pameran Tunggal I Dewa Made Mustika “Beyond Horizonâ€. Galeri Apik. Jakarta.

Parta, I Wayan S. 2010. “Modernisasi dan Transformasi Seni Lukis Bali pada Karya I Gusti Nyoman Lempadâ€. Jurnal Seni Rupa dan Desain ARS. FSR ISI Yogyakarta. Nomor: IX / September- Desember.

Saidi, A. I. 2008. Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Isacbook. Yogyakarta.

Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. BP ISI Yogyakarta,

Yogyakarta.

. 2001. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. MSPI. Bandung.

Sucitra, I Gede A, (ed). 2013. Narasi Sanggar Dewata Indonesia. Sanggar Dewata Indonesia. Yogyakarta.

. 2012. “Eksplorasi Nilai-nilai Tradisi dalam Konsep Estetika Seni Rupa Kontemporer Indonesiaâ€. Jurnal Seni Rupa Warna. Volume 2. Jilid 1. Jakarta: Juni 2012.

Sudarminta, J. 2002. Epistemologi Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Suriasumantri, J. S. 1990. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Suryawan, Nyoman. 2017. “Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Dalam Integrasi Antara Etnik Bali Dan

Etnik Bugis di Desa Petang, Badung, Baliâ€. Jurnal Kajian Bali. Volume 07. Nomor 01. April.

Tripambudi, S. 2012. “Interaksi Simbolik Antar Etnik di Yogyakartaâ€. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume

Nomor 3. Agustus 2012.

Trust, Sri S. S. 1998. Ilmu Pengetahuan dan Spiritual Berdasarkan Veda. terj. I Wayan Maswinara.

Surabaya: Paramita.

Downloads

Published

2019-12-30

Issue

Section

Articles