SUBJEKTIVITAS KOLEKTIF : KRISIS EKSISTENSI DALAM KARYA SENI
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2019.003.01.04Keywords:
Eksitensi, Kebudayaan Massal, Seni Grafis, AutokritikAbstract
Sebagaimana manusia merupakan makhluk dinamis yang diwajibkan selalu memperbaiki kualitas hidupnya, tidak seharusnya ia menyesuaikan dan menetralkan nilainya pada tawaran dari luar. Idealnya, manusia menuju diri yang sejati melalui pemenuhan pada keterlibatannya dalam setiap proses untuk “menjadi subjek†didalamnya. Sebuah proses yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan holistik sebagai pondasi penyempurnaan makna kehidupannya.  Menjadi diri yang berkepribadian dan membentuk diri dengan bebas serta sadar atas tindakannya. Hal ini merupakan konsekuensi yang harus dihadapi dengan menempatkan pilihan berdasarkan pada kewenangan otonom untuk sebuah keyakinan dengan penghayatan dalam beraktifitas. Tetapi ditengah arus global sekarang ini kehidupan manusia yang mampu mencapai keontetikan diri menjadi barang mewah. Realitasnya, kontruksi penguasa otoriter yang legal maupun ilegal melalui media masa telah menciptakan kebudayaan secara massal dan dalam satu pandangan. Fenomena ini dapat dilihat pada sistem kerja media masa yang menyajikan imajinasi yang artifisial secara kontinyu dengan mekanisme hipnosis sebagai teknik injeksi kesadaran. Sebuah sistem penyeragaman yang menawarkan “kemapanan†berdasarkan kebendaan, pencitraan, status sosial dan bahkan moralitas. Bentuk tawaran tersebut, tanpa didasari pengetahuan secara subjektif semakin mendorong individu mengalami krisis eksistensi.  Â
Fenomena di atas sebagai ide gagasan penciptaan karya seni grafis dengan muatan autokritik terhadap kondisi manusia yang sedang mengalami krisis eksistensi, dengan penggunaan metode penciptaan: ekplorasi, brainstorming dan pembentukan atau perwujudan. Proses perwujudannya dengan mengolah kelebihan karya seni grafis melalui reproduksi ke dalam satu media kanvas dengan teknik Puzzele. Karya seni dari tema "Subjetivitas Kolektif" diharapakan bisa menjadi media reflektif dari manusia yang sedang mengalami krisis eksistensi.
References
Alfayhri, Adlin dkk. 2007. Spiritualitas dan Realitas Kebudayaan Kontemporer. Jalasutra:Yogyakarta
Camus, Albert. 2018. Pemberontak: Esai tentang Manusia dalam Revolusi. Narasi:Yogyakarta
Frondizi, Risieri. Pengantar Filsafat Nilai. Pustaka Pelajar:Yogayakarta
Huxley, Aldous. 2001. Filsafat Perennial. Qalam:Yogyakarta
Irwan Saidi, Acep. 2008. Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia.Isac Book:Yogayakarta
Lathief, Supaat I. 2010. Psikologi Fenomenologi Eksistensi.Pustaka Pujangga:Lamongan
Lee L, Martyn. 2006. Budaya Konsumen Terlahir Kembali: Arah Baru Modernitas Dalam Kajian Modal, Konsumsi, Dan Kebudayaan. Kreasi Waca:Yogyakarta.
Muzairi. 2006. Eksistensialisme Jean Paul Sartre: Sumur Tanpa Dasar Kebebasan Manusia. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
Paulus, Margatha. 2006. Perjumpaan Dalam Dimensi Ketuhanan Kierkegaard dan Buber. Wedatama Widya Sastra:Jakarta.
Piliang, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas; Realitas Kebudayaan dalam Era Posmetafisika. Jalasutra:Yogyakarta.
Sartre, Jean Paul. 2002. Eksistensialisme dan Humanisme. Terjemahan Yudi Murtanto. Pustaka Pelajar:Yogayakarta.
Soetomo, Greg, . Krisis Seni Krisis Kesadaran. Yogyakarta: Kanisius, 2003.