KESADARAN EKOLOGI DALAM MITOS DI TELAGA RAMBUT MONTE DESA KRISIK, KECAMATAN GANDUSARI, KABUPATEN BLITAR

Authors

  • Fitrahayunitisna Fitrahayunitisna Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2019.003.01.03

Keywords:

kesadaran ekologi, mitos, Telaga Rambut Monte

Abstract

Mitos di Jawa merupakan cerita yang memuat kepercayaan orang Jawa terhadap hal-hal gaib. Hal yang menarik dari mitos-mitos yang ada di Rambut Monte adalah adanya kritik ekologi dalam bentuk kesadaran terhadap kelestarian lingkungan. Mitos yang dipercayai masyarakat tentang Rambut Monte memberi implikasi terhadap kelestarian alam. Hal ini merupakan salah satu bentuk peran dan fungsi mitos dalam masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif  deskriptif.  Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara mentraskrip hasil wawancara dari informan. Kemudian, hasil transkrip tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Data yang berasal dari observasi dan dokumentasi diorganisasi secara ulang sebagai pendukung  informasi dari hasil wawancara. Selanjutnya, analisis data dilakukan berdasarkan rumusan masalah dan mengaitkan dengan wacana kritik ekologi. Mitos yang ditemukan dalam penelitian ini adalah mitos tentang asal-usul nama Rambut Monte, mitos air telaga suci, mitos ikan dewa, mitos pohon-pohon tua, dan mitos penunggu Rambut Monte. Nilai kesadaran ekologi yang ditemukan dalam mitos tersebut adalah nilai menghormati alam, nilai konservasi, nilai menghormati mahluk hidup, dan nilai keselarasan ekologi. Mitos-mitos tersebut juga  berfungsi sebagai pembawa pesan dan sarana pendidikan untuk menanamkan nilai kesadaran ekologi kepada masyarakat. Maka dari itu, mitos-mitos tersebut juga berfungsi sebagai pengurai disekuilibrium relasi manusia dengan alam.

References

Dananjaya, J. (2002). Foklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Dewi, S. (2018). Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam. Tangerang: Marjin Kiri.

Disparbudpora. (2014). Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga. Dipetik 04 14, 2018, dari Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga: http://disparbudpora.blitarkab.go.id/?p=2350

Edraswara, S. (2005). Tradisi Lisan Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Firdaus, M., Faizah, H., & Manaf, N. A. (2013). Cerita Rakyat Masyarakat Rambah Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Bahasa Sastra dan Pembelajaran, 39-52.

Hutomo, S. S. (1991). Mutira yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI.

Magnis-Suseno, F. (1988). Etika Jawa: Sebuah Analisis Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.

Saryono, D. (2010). Sosok Nilai Budaya Jawa: Rekonstruksi Normatif-Idealistis. Malang: Asah Asih Asuh.

Shiva, V., & Mies, M. (2005). Ecofeminism: Perspektif Gerakan Perempuan & Lingkungan. Terjemahan Kelik Ismunanto dan Lilik. Yogyakarta: Ire Press.

Zaimar, O. K. (2015). Metodologi Penelitian Sastra Lisan. Dalam P. MPSS, Metodologi Kajian Tradisi Lisan (hal. 395). Jakarta: Obor.

Downloads

Published

2019-06-30

Issue

Section

Articles