Masyarakat Yei-Nan di Erambu dan Ritus Kematiannya: Studi Kasus untuk Menemukan Makna Ritus Kematian dalam Masyarakat Yei-Nan di Erambu, Kabupaten Merauke – Papua

Authors

  • Maximilian Boas Pegan Universitas Parahyangan Bandung

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2017.oo1.01.04

Keywords:

Yei-nan, Unsur Budaya, Ritual Kematian, Dunia Roh, Mempererat Relasi, Culture Element, Ritual of Mortality, Spirit World, Re-strengthen the Ties

Abstract

Suku Yei-nan merupakan sebuah suku kecil di wilayah paling Timur Indonesia.Di dalamnya terdapat berbagai unsur budaya yang sangat kaya akan makna duniawi sekaligus religius, yang menjiwai seluruh siklus hidup manusia sejak kelahiran hingga kematian. Seperti yang terdapat dalam berbagai kebudayaan Melanesia, masyarakat Yei-nan juga melakukan berbagai ritual yang berkaitan dengan kematian. Ritual kematian berpusatkan pada upaya keluarga untuk menghantarkan orang yang meninggal menuju ke dunia roh. Namun tidak dapat dipungkiri pula bahwa ternyata ritual kematian juga menjadi sarana untuk mempererat kembali relasi manusia dengan sesama, alam dan dunia roh.


ABSTRACT

The Yei-nan are a small tribe inhabiting the east mostregion of Indonesia. They posess a culture rich in both spiritual and mundane values, these distinct teachings influence all aspects of life, from birth until the passing away of tribe members. Common the most Melanesian cultures, the Yei-nan also have numerous rituals concerning mortality. The ritual centered upon the belief that the mourning family may aid in sending the deceased to the afterlife or spirit world. However this is not the sole purpose, undeniably these elaborate rituals also serve to re-strengthen the ties between man, fellow members, nature and the spirit realm.

References

Alua, Agus. 2006. Karakteristik Dasar Agama-Agama Melanesia. Jayapura: Biro Penelitian STFT Fajar Timur.

Koentjaraningrat. 1998. PengantarAntropologi II. Jakarta: Rhineka Cipta.

Masoben, JR. 1995. Sistem Politik Tradisional di Irian Jaya. Jakarta: LIPI-RUL.

Morris, Brian. 2006. Religion and Anthropology. New York: Cambridge University Press.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Trompf, GW. 1991. Melanesian Religion. New York: Cambridge University Press.

van Baal, J.1966. Dema: Description and analysis of Marind-Anim Culture (South New Guinea).Leiden: The Hague-Martinus Nijhoff.

_________. 1982. Jan Verschuerens’s Description of Yei-nan Culture. Leiden: The Hague-Martinus Nijhoff.

Wonmut, Xaverius. 2008. Analisis Simbolik Atas Ritual Kematian Marind Anim di Kampung Kuper Distrik Semangga Kabupaten Merauke. Salatiga: Widya Sari Press.

WWF Indonesia. Laporan Pemetaan Tempat Penting Suku Yei-Nan, 20-22 Februari 2006.

WWF Indonesia. Laporan Penggalian dan Pengukuhan Nilai-Nilai Kearifan Tradisional Suku Yeinan dalam Kawasan TN Wasur. Februari 2008.

https://www.ethnologue.com/language/jei, diakses pada 07 Juli 2016.

http://merauke.go.id/portal/news/view/7/geografis.html, diakses 12 Juli 2016.

http://merauke.go.id/portal/news/view/829/distrik-kelurahan-dan-kampung-yang-ada-di-kabupaten-merauke.html, diakses pada 12 Juli 2016.

Published

2017-04-18

Issue

Section

Articles