Tradisi Petik Laut dalam Komodifikasi Pariwisata Sendang Biru

Authors

  • Dyah Rahayuningtyas
  • Thiovilia Siahaya

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2017.oo1.02.05

Keywords:

Petik Laut, Coastal Communities, Commodification, Petik Laut Tourism

Abstract

Abstrak

Indonesi adalah negara memiliki beragam secara geografis dan budaya dan memiliki kekayaan sumberdaya yang cukup melimpah untuk dikembangkan sebagai petani destinasi wisata. Salah satu yang potensial untuk dikembangkan adalah kawasan pesisir dengan segala kebudayaan dan masyarakatnya contohnya tradisi Petik Laut yang hanya dimiliki oleh masyarakat pesisir. Meskipun begitu, pengembangan pariwisata yang berbasis pada nilai-nilai tradisi dan budaya membawa konsekuensi lain yakni menjadikan tradisi tersebut sebagai bagian dari komoditas pariwisata. Diperlukan strategi-strategi tertentu agar suatu tradisi mampu diperhitungkan sebagai destinasi wisata. Salah satunya adalah adalah dengan melakukan komodifikasi kebudayaan sehingga mampu menarik wisatawan. Terlepas dari dampak negatif dan positif, sampai saat ini pariwisata masih menjadi andalan Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat pesisir.

 

Abstract

Indonesia is a country that has a diversity both geographically and culturally. Through the diversity of Indonesia can develop resources in that is quite abundant as a tourist destination. One of the potential to be developed is the coastal area with all the cultures and communities, for example is “Petik Laut†tradition that is only owned by coastal communities. Although the development of tourism based on tradition and cultural values brings other consequences, namely making the tradition a part of tourism commodities. It takes certain strategies for a destination can be calculated as a tourist destination, one of which is to do the commodification, so as to attract tourists. Regardless of the positive or negative impacts, to date tourism is still a mainstay of Indonesia to improve the welfare, especially coastal communities.

 

 

References

LPPD Pemda Kabupaten Malang tahun 2014. Di akses 28 April 2017. Hal : 3-4. https://www.malangkab.go.id

Martin, Risnowati dan Irmayanti Meliono, 2011. Ritual Petik Laut pada Masyarakat Nelayan Sendang Biru, Malang. Sebuah Telaah Budaya Bahari. Makalah disampaikan pada International Conference ICSSIS, tanggal 18-19 Juli 2011. Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-Universitas Indonesia.

Pitana, I G. 2004. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: ANDI

Raharja, Desta Titi. 2015. Modernisasi Berbasis Tradisi: Komodifikasi Tenun Songket Silungkang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Raka, Anak Agung Gede. 2015. Komodifikasi Warisan Budaya Sebagai Daya Tarik Wisata di Pura Penataran Sasih Pejeng Gianyar, Disertasi. Bali : Universitas Udayana. Diakses 2 Juni 2018. http:// erepo.unud.ac.id/id/eprint/8482

Widyastini, Tyas dan Arya Hadi Dharmawan. 2013. Efektivitas Awig-Awig dalam Pengaturan Kehidupan Masyarakat Nelayan di Pantai Kedonganan Bali. Jurnal Sosiologi Pedesaan, Vol. 07, No. 01. April 2013, hlm : 37-51. Diakses 1 Juni 2018. http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/solidarity/article/view.312

Zulkarnain, Asdi agustar, dan Rudi Febriansyah. 2008. Kearifan Lokal Dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Sumberdaya Pesisir . Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84. Diakses 1 Juni 2018. http://repository.unand.ac.id/id/eprint/3716

Downloads

Published

2018-06-29

Issue

Section

Articles