GANENAN, PAWON, DAN DIENG CULTURE FESTIVAL: MEDIA INTERAKSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PARIWISATA DIENG

Authors

  • Dede Nursaid Universitas Brawijaya
  • Rahmat Aminullah Muhadli
  • Siti Zurinani

Keywords:

Pokdarwis Dieng Pandawa, Community Based Tourism, Stakeholder, Dimensi CBT

Abstract

Abstract

Dieng Kulon adalah desa wisata dengan potensi alam yang menarik wisatawan. Selain potensi wisata yang dimiliki, masyarakat Dieng memiliki tradisi dan budaya yang kemudian dikenal luas oleh masyarakat; ruwatan, ganenan, dan pawon. Ruwatan adalah prosesi pencukuran rambut gimbal Dieng. Anak-anak di Dieng yang memiliki rambut gimbal adalah anak pilihan dan titisan dari Kyai Kolodete (nenek moyang Dieng). Ruwatan ini yang kemudian dikelola oleh Pokdarwis Dieng Pandawa menjadi sebuah festival budaya tahunan yang bernama Dieng Culture Festival. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dieng Culture Festival memberikan manfaat kepada masyarakat karena industri pariwisata di Dieng Kulon mulai dikelola dengan baik. Pengelolaan tersebut menggunakan metode community based tourism yang dibawa oleh Pokdarwis Dieng Pandawa dan diimplementasikan dalam pengembangan pariwisata Dieng. Metode CBT dianggap berhasil diimplementasikan, walaupun tidak sepenuhnya karena beberapa masyarakat masih enggan berpartisipasi dalam pariwisata Dieng. Stakeholder yang terdiri dari beberapa aktor ikut berkolaborasi dan berpartisipasi. Dalam CBT terdapat dimensi yang perlu dihasilkan yaitu dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi politik, dimensi budaya, dan dimensi lingkungan. Kelima dimensi tersebut dapat dilihat melalui proses dan cara Pokdarwis Dieng Pandawa menerapkan CBT dalam pariwisata Dieng. Ganenan dan pawon adalah tradisi masyarakat untuk menghangatkan tubuh dan cara masyarakat mempererat interaksi. Dari sini lahir bagaimana budaya dan tradisi di masyarakat dikelola oleh Pokdarwis Dieng Pandawa dengan konsep CBT sehingga partisipasi masyarakat adalah poin utama. Partisipasi masyarakat adalah ujung tombak dari pengembangan pariwisata dengan konsep CBT.

 

people have traditions and culture: ruwatan, ganenan, and pawon. Ruwatan is a Dieng “rambut gimbal†shaving procession. Children in Dieng who have dreadlocks are the chosen children and the incarnation of Kyai Kolodete (Dieng's ancestor). This Ruwatan, which was later managed by the Pokdarwis Dieng Pandawa, became an annual cultural festival called the Dieng Culture Festival. The results of this study are that the Dieng Culture Festival provides benefits to the local community because the tourism industry in Dieng Kulon is starting to be managed properly. The management uses the community based tourism method brought by Pokdarwis Dieng Pandawa and is implemented in the development of Dieng tourism. The CBT method is considered to have been successfully implemented, although not completely because some people are still refused to participate in Dieng tourism. Stakeholders consisting of several actors collaborate and participate. In CBT there are dimensions that need to be produced, namely the economic dimension, social dimension, political dimension, cultural dimension, and environmental dimension. These five dimensions can be seen through the process and method of the Dieng Pandawa Pokdarwis implementing CBT in Dieng tourism. Ganenan and pawon are a local community tradition to warm the body and a way for the community to strengthen interaction. From this, how the culture and traditions in the community are managed by the Pokdarwis Dieng Pandawa with the concept of CBT so that community participation is the main point. Community participation is the main gate of tourism development with the CBT concept.

References

BPS Kab. Banjarnegara. (2022). Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka. Banjarnegara: BPS Kabupaten Banjarnegara.

BPS RI. (2022). Laporan Perekonomian Indonesia 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Endarto, S. E. (2022). Analisis Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Kapasitas Masyarakat untuk Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Desa Dieng Kulon Kabupaten Banjarnegara. Tesis. FISIP Universitas Sebelas Maret.

Hidayati, W., Sulistiyani, N., Sutrisno, W., & Wijaya, A. (2021). Tradisi Baritan: Sebuah Upaya Harmonisasi Dengan Alam Pada Masyarakat Dieng. SOLIDARITY, 10 (1), 121-129.

Juwita, R., Roza, N., & Mulkhairi, I. (2019). Konsep dan Peranan Agen Perubahan.

Kemenparekraf RI. (2022). Jadesta Kemenparekraf RI Desa Wisata Dieng Kulon: Online, (https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/dieng_kulon#:~:text=Dilihat%20dari%20luas%20wilayahnya%2C%20Dieng,area%20hutan%20lindung%20186.9%20Ha). Diakses pada 5 September 2022.

Kewuel, H. K., Kumoro, N. B., & Anggrian, M. (2022). Pariwisata di Tengah Pandemi: Studi Kasus Tentang Pola Wisata Alternatif di Malang, Jawa Timur. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 7 (2), 184-203.

Kewuel, H. K., Martias, I., WU, A. P., Ismanto, M., Siti Zurinani, A. B., Dahniar, E., & Rahayuningtyas, D. (2020). The Exploration of Potential Tourism Attractions in Gunungsari: A Preliminary Participatory Action Research of Community-based Ecotourism. Journal of Tourism Destination and Attraction, 8 (1), 23-31.

Muallisin, I. (2007, December). Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian Bappeda Kota Yogyakarta, 2 (2), 5-14.

Nugroho, A. (2020, November 18). Perlu Upaya Kolaboratif Kelola Pariwisata Dieng. Online, Retrieved from ugm.ac.id: (https://ugm.ac.id/id/berita/20374-perlu-upaya-kolaboratif-kelola-pariwisata-dieng). Diakses 5 September 2022.

Nuhung, A. A. (2021). Community-Based Tourism (CBT) dalam Pengelolaan Pariwisata Pantai Seruni di Kabupaten Bantaeng. Skripsi. FISIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pemdes Dieng Kulon. (2022). Desa Dieng Kulon. Sistem Informasi Desa Dieng Kulon: Online, (https://www.dieng.desa.id/index.php/). Diakses 5 September 2022.

Raco, D. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Rizkianto, N. (2017). Penerapan Konsep Community Based Tourism dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisatawa Berkelanjutan (Studi Pada Desa Wisata Bangun Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek). Skripsi. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Rusyidi, B., & Fedryansyah, M. (2018). Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Jurnal Pekerjaan Sosial, 1 (3), 155-165.

Soemaryani, I. (2016). Pentahelix Model to Increase Tourist Visit to Bandung and Its Surrounding Areas through Human Resource Development. In D. J. Paul, Academy of Strategic Management Journal (pp. 249-259). Weaverville, USA: Jordan Whitney Enterprises.

Suansri, P. (2003). Community-based Tourism Handbook. Thailand: REST Project.

Sumintarsih. (2006). Pawon dalam Budaya Jawa. Jantra, I (1), 17-23.

Sutopo, M., Mabruroh, A., Tathagati, A., Diyah, A., H, A., K, D., . . . N., Y. (2021). Bawana Winasis Dieng - Budaya Tak Terkatakan. Jakarta: Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan; Kemdikbud.

Downloads

Published

2022-12-29

Issue

Section

Articles