DISKURSUS ALAM SEMESTA ORANG LAMAHOLOT DALAM TERANG FILSAFAT ALAM GEORG WILHELM FRIEDRICH HEGEL

Eric Yohanis Tatap
  JSBN, pp. 145-157  

Abstract


Diskursus mengenai kosmologi atau alam semesta belakangan ini mendapat perhatian khusus dalam kalangan intelektualis. Perhatian itu muncul karena alam semesta dipahami manusia secara berbeda-beda. Kebijaksanaan orang Lamaholot mengartikan alam semesta adalah perwujudan diri Ilahi atau disebut sebagai Lera-Wulan Tana-Ekan. Dalam Filsafat khususnya bagi Idealisme Jerman alam semesta diartikan sebagai tempat alienasi diri Roh Absolut. Dari kedua sudut pandang yang berbeda ini, peneliti ingin menganalisis pemaknaan alam semesta itu secara lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan metode studi komparatif untuk melakukan analisis dua arah. Tujuannya adalah antara kebijaksanaan dan ilmu filsafat dapat berperan sebagai objek formal dan material. Temuannya ialah alam semesta tidak bisa dipungkiri memiliki pemaknaan yang berbeda-beda. Alam semesta bisa dimaknai sebagai wujud dari Yang Ilahi atau Roh Absolut maupun sebaliknya. Di samping perbedaan-perbedaan itu, juga masih terdapat satu dua kesamaan yang bisa diterima secara rasional dan dipertanggungjawabkan.


Keywords


Diskursus, Alam semesta, orang Lamaholot, Filsafat

Full Text:

PDF

References


Bebe, M. B. (2018). Mengenal Lebih Dekat Etnis Lamaholot Mengukuhkan Keindonesiaan Kita. Carol. Maumere.

Copleston, F. (1994). A History of Philosophy. Volume VII. Image Books. New York.

Donatus, S. K. (2015). “Kepercayaan Leluhur dalam Tradisi Lisan Masyarakat Lamaholot dan Sila Pertama Pancasila”. Dalam Kearifan Lokal Pancasila Butir-Butir Filsafat Keindonesiaan. Riyanto, A; Ohoitimur, J; Mulyatno, C.B & Madung, O.T (ed). Kanisius. Yogyakarta.

Habermas, J. (1990). Ilmu dan Teknologi Sebagai Ideologi. LP3ES. Jakarta.

Hardiman, F. B. (2019). Pemikiran Modern dari Machiavelli Sampai Nietzsche. Kanisius. Yogyakarta.

Hegel, G. W. F. (1970). Philosophy of Nature. Volume I. Humanities Press. London.

_____. (1970). Philosophy of Nature. Volume II. Humanities Press. London.

_____. (1970). Philosophy of Nature. Volume III. Humanities Press. London.

_____. (2010). The Science of Logic. Cambridge University Press. New York.

_____. (2018). The Phenomenology of Spirit. Cambridge University Press. New York.

Kenoba, M. O., & Bala, A. (2021). Praksis Konservasi Alam Pada Etnis Lamaholot: Paradigma Eco-Religi. Jurnal Sejarah dan Budaya. 15 (2): 291-304.

Kerans, H. (2016). Metafora Tradisi Lisan Tutur Sejarah Lamaholot. Nusa Indah. Ende.

Kohl, K. H. (2009). Raran Tonu Wujo Aspek-Aspek Inti Sebuah Budaya Lokal di Flores Timur. Ledalero. Maumere.

Lavine, T. Z. (2003). Hegel: Revolusi dalam Pemikiran. Penerbit Jendela. Yogyakarta.

Lukács, G. (2017). Dialektika Marxis Sejarah dan Kesadaran Kelas. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Miller, A. V. (2004). “Hegel’s Philosophy of Nature”. In Part Two of the Encyclopaedia of the Philosophy Sciences. Oxford University Press. New York.

Schacht, R. (2005). Alienasi: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Jalasutra. Yogyakarta.

Tjahjadi, S. P. L. (2004). Petualangan Intelektual Konfrontasi dengan Para Filsuf dari Zaman Yunani hingga Zaman Modern. Kanisius. Yogyakarta.

Ujan, B. B. (2012). Mati dan Bangkit Lagi; Suatu Tinjauan Antropo-Religius untuk Memperdalam dan Menumbuhkan Hidup Beriman Melalui Ibadat Tobat Inkulturatif. Ledalero. Maumere.

Vatter, E. (2015). Ata Kiwan. Nusa Inda. Ende.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.