PENURUNAN MINAT GENERASI MUDA TERHADAP TARI TOPENG
RESISTENSI DAN TANTANGAN PELESTARIAN BUDAYA
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2024.008.02.05Abstract
Penurunan minat generasi muda terhadap tari topeng di Desa Jambuwer mencerminkan tantangan yang dihadapi kesenian tradisional dalam era modernisasi dan globalisasi. Tari topeng, sebagai warisan budaya yang sarat nilai filosofis dan spiritual, kini mulai kehilangan relevansinya di mata generasi muda yang lebih tertarik pada budaya populer. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan metode observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk mengeksplorasi faktor-faktor penurunan minat ini. Penelitian menunjukkan bahwa modernisasi, media sosial, dan inovasi budaya seperti mberot serta sound horeg menjadi faktor utama yang menyebabkan pergeseran preferensi budaya. Di sisi lain, kurangnya regenerasi dan dukungan dari keluarga serta pemerintah juga memperburuk situasi. Namun, para pekerja seni di Desa Jambuwer menunjukkan bentuk resistensi melalui strategi adaptif, seperti memanfaatkan media sosial, pendekatan pendidikan formal, dan integrasi elemen kontemporer dalam pertunjukan tari. Upaya ini mencerminkan pentingnya sinergi antara pendekatan konservatif dan inovatif dalam pelestarian seni tradisional. Pelestarian tari topeng memerlukan kolaborasi aktif dari berbagai pihak untuk menjembatani tradisi dan modernitas, sehingga seni ini tetap relevan dan dapat diteruskan ke generasi mendatang.